Sejarah Pakaian Pengantin Sukapura




Menurut sejarah Sukapura, Rd. Wirawangsa, selesainya perang Ubur tahun 1573 jawa ( th. 1648 M ),pada masa pemerintahan Sultan Agung, Beliau diangkat menjadi Bupati Sukapura ke I yang memakai gelar kebangsawanan, yaitu Rd.Tumenggung Wiradadaha yang memegang tampuk pemerintahan dari tahun 1632 - 1673. Pada waktu itu pakaian adat pengantin masih dipengaruhi oleh adat istiadat pakaian Jawa ( Mataram ), yaitu Basahan, Kemudian setelah agama Isalam masuk tatar sunda maka pakaian adat pun diselaraskan dengan keadaan waktu itu demikian juga pakaian kebesaran para Bupati Sukapura.

Menurut keterangan dari salah seorang sesepuh Sukapura sekarang, yaitu ibu R.Aminah Mukdas ( suaminya adalah R.Mukdas Alm. jaksa kabupaten Tasikmalaya, Buyut dari dalem Bogor ). Beliau mengatakan pada jaman Rd.Tumenggung Wiradadaha XI, Bupati ke XI, yang kemudian bernama dalem Bogor tahun 1855 - 1875, setiap keturunan Bupati baik itu laki laki ataupun wanita akan diberikan mahkota "kedaleman" apabila mereka menikah.
Salah seorang keturunan dari Bupati Sukapura ke XIV yaitu Rd.Tumenggung Wiratanuningrat masih menyimpan mahkota keturunan Sukapura yang terakhir (duplikatnya ), yang dibuat oleh dalem Sunarya,Bupati Sukapura terakhir 1942 - 1947, karena mahkota pria dan mahkota wanita yang aslinya hilang. Disebabkan oleh perang kemerdekaan menentang penjajahan Belanda sehingga mahkotanya di bawa mengungsi sehingga tidak terpelihara dan akhirnya hilang.
 Dan seandainya pada saat sekarang ada keluarga yang bukan keturunan Bupati Sukapura yang mempunyai atau memakai mahkota yang sama dengan keturunan Bupati kemungkinan mereka adalah seorang yang kaya dan berpangkat, apabila anak keturunan mereka akan menikah bisa memakai mahkota itu dan memakai pakain seperti seorang dalem, kemudian mereka tiru sehingga dapat dipakai oleh anak dan keturunan mereka selanjutnya.

Mahkota yang akan kita bahas sekarang ini adalah mahkota yang diambil dari turunan Sukapura yang diberikan oleh Rd.Tumenggung Wiradadaha XI atau dalem Bogor.
Pakaian pengantin diambil dari pakaian Bupati Sukapura yang ke XIV, yaitu Rd.Tumenggung Wiratanuningrat, putra dalem Aria, cucu dari Bupati Bogor pada masa pemerintahan Sukapura pada tahun 1908 - 1937. Berdasarkan pengalaman dari salah seorang sesepuh Sukapura yaitu R.O.Wiradimadja ( 1924 ) menceritakan bahwa pakaian kebesaran pengantin menak Sukapura adalah : Jas hitam ( disebut Prang wadana ), kemeja putih, dasi kupu kupu hitam, memakai kain sido mukti, selop tutup hitam, kembang melati, bendo. Sedangkan pakaian pengantin wanitanya memakai kebaya putih dari saten atau sutra, kain batik sido mukti, selop tutup hitam, kembang melati dan sanggul putri.

Pakaian pengantin pria masih dipengaruhi oleh pakaian adat Mataram, sedangkan pakaian adat dari golongan saudagar pada saat itu sama yaitu : Prang Wadana, untuk pakaian pengantin wanitanya adalah kebaya brukat putih.
Untuk pakaian Somah / rakyat jelata pada waktu itu diselaraskan dengan kemampuan mereka.
Untuk pernikahan seorang putra Bupati seperti R.H. Harmaen Wiratanuningrat dipakaikan mahkota, tetapi karena mahkota pengantin wantanya hilang maka beliau memakai pakaian kebesaran pengantin Sumedang. Beliau mengambil jalur keturunan dari ibunya yang menak Sumedang,. Menurut sejarah antara Sumedang dan Sukapura masih satu keturunan, yaitu Bapa dan Anak. Pada masa sekarang ini pakaian wanita diganti dengan brukat putih yang memakai furing, sedangkan pakaian laki laki tetap prang wadana namun tidak memakai mahkota tetapi Bendo.

Pada tahun 1984, ibu R.Ai Rasmala menggali pakaian pengantin Sukapura dan mahkotanya setelah mendapat ijin dan restu dari R.Muchyi Wiratanuningrat dan R.Aminah Mukdas, serta sesepuh Sukapura. Setelah bertanya kepada kepada sesepuh Sukapura yang diantaranya adalah :
- R.Muchyi Wiratanuningrat, Tasikmalaya
- ibu R.Wiradimadja, Tasikmalaya
- R.O.Wiradimadja, Tasikmalaya
- R.Solih, Wonojaya
- ibu R.Iyoh Wangsawirya, Tasikmalaya ( peria pengantin pertama di Tasikmalaya )

Dapat disimpulkan bahwa :

Mahkota yang dipakai dalam pakaian pengantin Sukapura ini betul asli dari turunan sukapura yaitu dari Bupati Sukapura ke XI, Tumenggung Wiradadaha XI (meskipun berupa duplikat dikarenakan yang aslinya telah hilang).

Mahkota/Siger pengantin wanita di ambil dari ibu R.Aminah Mukdas yang sudah biasa dipakai oleh pengantin dilingkungan keluarganya ( berupa duplikatnya ).

Pakaian pengantin pria diambil dari R.Tumenggung Wiratanuningrat, Bupati Sukapura ke XIV th 1908 - 1937, yaitu : Celana hitam, pakaian emas, kain batik barong model dodot, rompi putih pakai kancing mas, jas hitam pakai pasmen mas, keris disimpan di sebelah kiri, tutup kepala memakai mahkota, dan bunga melati.

Pakaian pengantin wanita, yaitu : kain batik barong, kebaya putih sutra/saten pakai pasmen mas, Siger Sukapura dan tidak boleh memakai Benten, bunga melati.


PENUTUP

Dijajap ku pangdu`a sepuh
Dijajap ku pangdu`a baraya
Bral geura miang makalangan
Muga anjeun sing komaraan

Sengitna panganten Sukapura
Lir ibarat Seungitna kembang malati
Nyambuang panganten Sukapura
Lir ibarat gula jeung peu`eutna

Bral miang
Bral makalangan
Papayung Sukapura
Milu mayungan





Dari : Berbagai sumber.